Peningkatan Cakupan Asi Eksklusif dan Akseptor KB MKJP Melalui Pelaksanaan KIE pada Ibu Nifas
DOI:
https://doi.org/10.47841/semnasadpi.v4i2.53Keywords:
KIE Ibu Nifas, ASI Eksklusif, MKJPAbstract
Pengetahuan ibu nifas yang kurang khususnya tentang ASI eksklusif dan KB dapat mempengaruhinya untuk memberikan ASI eksklusif dan penggunaan alat kontrasepsi pasca persalinan. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah proses interaksi dua arah dalam rangka penyampaian informasi antara komunikator (pemberi informasi, dalam hal ini adalah bidan) dan komunikasi (yang menerima informasi, yaitu pasien) dengan materi informasi yang berkaitan dengan ibu nifas dan bertujuan untuk peningkatan pengetahuan melalui metode pendidikan kesehatan. Indonesia menargetkan pemberian ASI eksklusif sebesar 100%, data Kemenkes RI di tahun 2021 mencatat sebesar 69,62%, namun sebagian besar provinsi masih memiliki persentase pemberian ASI eksklusif di bawah rata-rata nasional. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan usaha pemerintah dalam menekan pertumbuhan penduduk. Jumlah peserta MKJP pada tahun 2021 sebesar 10.028.915 peserta dan tahun 2022 sebesar 10.028.146 peserta. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan akseptor KB MKJP. Metode yang dilakukan dengan tiga tahapan meliputi persiapan, edukasi dan evaluasi. Setelah dilakukan KIE terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan dan perubahan sikap dan prilaku pada sebagian besar responden dalam memberikan ASI secara eksklusif dan menjadi akseptor MKJP. Diharapkan bidan melakukan KIE secara rutin dalam rangka meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan MKJP.